Dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), penelitian tentang pengaruh buah naga merah terhadap mutu produk kering-beku menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan dalam sektor pertanian. Penelitian ini fokus pada pengembangan produk pangan berkualitas tinggi dengan metode pengeringan beku ( freeze dry ) yang ramah lingkungan.

Buah naga merah, yang merupakan salah satu komoditas unggulan di Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki umur simpan pendek akibat kerentanannya terhadap kerusakan mikrobiologis. Penelitian yang dilakukan oleh Fahrizal Yusuf Affandi bersama tim dari Sekolah Vokasi UGM ini mengidentifikasi umur panen optimal dan parameter operasional terbaik untuk menghasilkan buah naga kering-beku berkualitas tinggi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat kematangan tidak mempengaruhi kadar air atau betasianin, hasil optimal dicapai dengan mempertimbangkan kekerasan tekstur dan warna produk akhir. Dengan memanfaatkan metode non-termal ini, pengeringan beku mampu mempertahankan tekstur dan warna alami buah, mendukung target SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) melalui pengurangan limbah pangan.

Inovasi ini juga berpotensi meningkatkan pendapatan petani dan daya saing produk lokal di pasar internasional, sejalan dengan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi). Langkah ini mempertegas pentingnya sinergi antara penelitian dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Sumber:
Data diadaptasi dari Prosiding SNTT 2024 oleh Fahrizal Yusuf Affandi dan tim.

Sesi pelatihan dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama berfokus pada Literasi Keuangan untuk Usaha Kecil, yang disampaikan oleh Ibu Wuri Handayani, S.E., Ak., M.Si., M.A., Ph.D. dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Sesi ini memberikan wawasan tentang pemisahan keuangan usaha dan penentuan biaya produksi, memungkinkan UKM untuk menerapkan manajemen keuangan yang efektif dan lebih memahami biaya produksi. Pengetahuan ini sangat penting bagi para wirausaha difabel untuk berkembang di pasar yang kompetitif dan memastikan keberlanjutan usaha mereka.



Mahasiswa Prodi Pengembangan Produk Agroindustri semester 4 yang terdiri dari Achmad Yoga Sundava, Muhammad Abdullah Muzaki, Woro Puspita, Nara Husnal Aufa, Nabila Widalista Putri, dan Jihan Dzakiyyatun Habibah juga turut serta dalam program ini melalui kegiatan praktik kerja lapang. Kolaborasi ini menjadi contoh sinergi yang baik antara perguruan tinggi dan komunitas difabel yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, selaras dengan SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) serta SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).


