Dalam usaha berkontribusi mewujudkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Naik Kelas, Tim Pengabdian Masyarakat Desa Binaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) 2024 yang dipimpin oleh Anjar Ruspita Sari, S.T.P., M.Sc., menyelenggarakan pelatihan terkait Pengelolaan Keuangan. Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh perwakilan dari Kelompok Difabel Kalurahan (KDK) Santika, tetapi juga diikuti oleh peserta dari berbagai kelompok masyarakat seperti KWT Mawar, KWT Bunda Mandiri, Pupuk Organik Degung, Desa Prima, Jamur Crispy Nglotak, Mekar Sari Nglotak, UPPKS Degung, Kelompok Sereinity Kalipeten, Kelompok Nila Lestari Ngrandu, dan UPPKS Kue.
Sesi pelatihan dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama berfokus pada Literasi Keuangan untuk Usaha Kecil, yang disampaikan oleh Ibu Wuri Handayani, S.E., Ak., M.Si., M.A., Ph.D. dari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Sesi ini memberikan wawasan tentang pemisahan keuangan usaha dan penentuan biaya produksi, memungkinkan UKM untuk menerapkan manajemen keuangan yang efektif dan lebih memahami biaya produksi. Pengetahuan ini sangat penting bagi para wirausaha difabel untuk berkembang di pasar yang kompetitif dan memastikan keberlanjutan usaha mereka.
Bagian kedua pelatihan dipimpin oleh Dr. Faiz Zamzami, S.E., M.Acc., QIA., CMA., CAPM., CAPF., CRA., CACP dari Program Studi Akuntansi Sektor Publik, Sekolah Vokasi UGM. Ia membahas Membangun Motivasi dan Strategi untuk Keberhasilan UKM sebagai kiat untuk mewujudkan wirausaha tangguh. Wawasan yang diberikan bertujuan untuk memberdayakan peserta dalam mengembangkan strategi bisnis yang kuat untuk menghadapi tantangan pasar.
Sugeng Nugroho, kepala desa Kaliagung, menyatakan dukungannya yang kuat terhadap program ini, menyoroti kesesuaiannya dengan inisiatif lokal untuk menanam tanaman benguk, yang bertujuan menciptakan lumbung benguk yang berkelanjutan di Kaliagung. Desa telah mengalokasikan dana untuk mendukung penanaman benguk di area seluas 27 hektar dan menyediakan pupuk organik. Inisiatif ini diharapkan dapat memastikan bahwa sumber pangan khas lokal, Koro Benguk, dapat diproduksi secara mandiri. Sugeng menekankan bahwa upaya ini sangat penting untuk membangun semangat wirausaha yang tangguh di Kaliagung, terutama saat desa bersiap untuk menjadi destinasi wisata di masa mendatang.
Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada manajemen keuangan tetapi juga menekankan pentingnya kolaborasi komunitas dalam meningkatkan kemampuan para wirausaha lokal. Peserta didorong untuk berbagi pengalaman dan tantangan mereka, menciptakan lingkungan yang mendukung untuk belajar dan berkembang. Pendekatan kolaboratif ini sangat penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan pekerjaan layak untuk semua.
Acara ini merupakan bukti komitmen UGM dan masyarakat lokal dalam membangun ekosistem yang mendukung wirausaha berkelanjutan. Dengan dukungan dan kolaborasi yang berkelanjutan, Kaliagung siap menjadi model bagi desa-desa lain yang ingin meningkatkan ekonomi lokal mereka melalui pemberdayaan UKM.