Dewasa ini, trend makanan cepat saji dan makanan siap santap terus berkembang. Salah satu makanan khas Jepang yang dikenal sebagai makanan siap santap yaitu onigiri. Pada umumnya, onigiri yang beredar di pasaran memiliki isian berupa daging ayam hingga ikan.
Onigiri atau nasi kepal khas jepang merupakan makanan yang dipadatkan saat masih hangat dan dapat dibentuk seperti segitiga, bulat, atau yang lainnya. Onigiri termasuk makanan yang praktis dan mudah untuk dikonsumsi karena memiliki kemasan yang mudah untuk dibawa konsumennya. Pengembangan produk onigiri dilakukan dengan memberikan isian onigiri dengan tempe sambal hijau. Produk tersebut disebut dengan OTESAN “Onigiri Tempe Nusantara”.
Otesan merupakan bentuk inovasi produk onigiri yang memiliki ciri khas dan berbeda dengan produk onigiri yang sudah ada di pasaran. Ciri khas yang diciptakan berupa isian tempe sambal hijau yang memiliki perpaduan cita rasa khas Jepang dan Nusantara. Rasa dari produk ini yaitu dominan gurih dan pedas dengan aroma khas onigiri. Produk ini menggunakan bahan baku yang segar dan berkualitas. Otesan diciptakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk sarapan dan makan siang. Onigiri tempe juga mampu memenuhi kebutuhan protein konsumen vegetarian yang tidak dapat memperoleh protein dari daging-dagingan. Kemasan yang digunakan Otesan praktis sehingga mudah dikonsumsi oleh konsumen dan dapat melindungi produk dari cemaran diluar produk. Produk Otesan mampu bertahan hingga 12 jam pada suhu ruang.
Otesan memiliki harga yang lebih terjangkau daripada produk onigiri lain. Produk Otesan dijual dengan harga Rp 5.000,00. Kegiatan promosi produk Otesan dilakukan melalui media sosial seperti WhatsApp dan Instagram dengan nama akun @Otesan.eat. Berdasarkan kegiatan kewirausahaan yang telah dilakukan, produk Otesan telah berhasil dipasarkan dalam jangkauan yang cukup luas. Konsumen yang paling banyak membeli khususnya adalah mahasiswa, karena produk ini banyak dipasarkan di area kampus. Kegiatan promosi dan pemasaran yang telah dilakukan dapat memberikan dampak yang positif yaitu konsumen mulai tertarik dengan produk Otesan. Keunikan pada produk Otesan mampu membuat produk ini habis terjual pada pameran kewirausahaan yang diadakan program studi Pengembangan Produk Agroindustri, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa usaha tidak layak dijalankan jika menggunakan metode net present value (NPV) dan Profitability Index (PI) karena memiliki nilai NPV<0 atau sebesar -13.710.227 dan nilai PI sebesar -0,86 atau nilai PI>1. Hasil analisis menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Periode (PP) dikatakan usaha layak dijalankan karena nilai IRR>1 atau bernilai 1,9 dan nilai payback periode sebesar 9,1 bulan atau kurang dari satu tahun.