Pakar Supply Chain Management (SCM) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Prof.Dr. I Nyoman Pujawan menilai pengembangan SCM di dunia Agroindustri merupakan hal baru yang akan memperkaya khasanah keilmuan SCM yang berkembang selama ini. “Saat ini memang kajian SCM sudah semakin spesifik mengarah pada kajian tiap komoditas yang memiliki karakteristik berbeda-beda” ungkapnya dalam acara Bedah Buku “Supply Chain Management Agroindustri yang Berkelanjutan” ruang sidang 384 Fakultas Teknologi Pertanian UGM senin 28 November 2011.
Lebih lanjut menurutnya, buku yang dikarang oleh Dr.Kuncoro Harto Widodo ini memiliki nilai lebih karena menyoroti SCM dalam ranah spesifik yaitu agroindustri, berbasis riset lapangan yang kuat dan mengacu pada konteks lokal Indonesia. Hal ini berbeda dengan kebanyakan buku teks yang biasanya berbasis pada kajian pustaka semata.
Senada dengan Prof.Nyoman, Dr.Kuncoro selaku penulis buku bersama dengan Kharies Pramudya dan Aang Abdullah, mengungkapkan bahwa buku ini sengaja mengangkat tiga komoditas unggulan agroindustri yaitu kelapa sawit, tekstil dan furnitur. Menurutnya, tiga komoditas itu mewakili karakteristik khas agroindustri seperti bahan baku yang mudah rusak (perishable), memiliki rantai pasok (supply chain) yang kompleks dan melibatkan banyak pelaku yang dalam semua mata rantai pasoknya. Lebih jauh, penulis yang juga dosen di Program Studi DIII Agroindustri dan Ketua Pusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL) UGM ini menilai keberadaan agroindustri terutama kelapa sawit memililki dampak lingkungan yang cukup besar seperti deforestasi. Dalam konteks inilah menurutnya, penerapan SCM yang berupaya mengelola aliran material, uang dan informasi dalam semua mata rantai pasokan kegiatan bisnis memiliki kontribusi dalam meminimalisir dampak-dampak buruk agroindustri bagi lingkungan dengan melihat keterkaitan dan trade-off (imbal balik) antara industri kelapa sawit (CPO) dengan industri lain seperti furnitur. Dalam kajian buku ini terungkap bahwa peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit mempengaruhi optimisasi trade-off antara supply chain industri furnitur dan CPO. Hal ini dapat mengurangi tingkat konversi hutan produksi alam menjadi perkebunan kelapa sawit melalui penurunan tingkat deforestasi hutan.
Bedah buku ini sendiri diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan 1 Dasawarsa Program Studi Diploma Agroindustri UGM. Dalam sambutannya ketua program studi Agroindustri Dr.Moh.Affan Fajar Falah menyampaikan harapannya agar bedah buku ini menjadi awal yang baik bagi peningkatan sinergi antara dunia akademik, industri, pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan kedaulatan agroindustri di Indonesia. Acara yang dibuka oleh Wakil Dekan bidang Akademik FTP-UGM Dr.Bambang Purwantana dan Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-UGM Dr. Adi Djoko Guritno ini berlangsung semarak dan diikuti oleh sekitar 60 orang peserta yang terdiri dari akademisi dari UGM dan luar UGM, praktisi agroindustri dan instansi pemerintah terkait.