Dr. Galih Kusuma Aji, seorang tenaga pengajar di Sekolah Vokasi, Teknologi Hayati dan Veteriner, Universitas Gadjah Mada.
Beliau memiliki gelar S-1 dalam bidang Teknologi Industri Pertanian dari Universitas Gadjah Mada, S-2 dalam Bioresource Science dari Ehime University, dan S-3 dalam Bioresource Production Science dari Ehime University.
Pengalaman mengajar Dr. Galih mencakup berbagai mata kuliah, seperti Sistem Informasi Agroindustri, Transformasi Digital, Penerapan Komputer, Teknik Pengambilan Keputusan, Riset Operasional, Riset Pasar, Desain Percobaan, Rekayasa Perancangan Proses Agroindustri, Matematika Agroindustri, dan Statistik Pengembangan Produk.
Selain pengalaman mengajar, Dr. Galih juga memiliki pengalaman penelitian yang cukup signifikan. Ia telah terlibat dalam beberapa proyek penelitian yang beragam, termasuk yang didanai oleh BRIN dan dana internal perguruan tinggi. Beberapa penelitian yang pernah dilakukannya adalah dalam pengembangan parameter mutu produk biji kopi dan penerapan rekayasa kansei untuk UMKM.
Lima publikasi terakhir Dr. Galih, ialah :
1. Optimal control strategies of root-zone temperature to promote the early-stage growth of chili pepper plant in soilless culture using an intelligent approach. No 1312, 173-180. Acta Horticulturae. Tahun 2021
2. Modeling the Dynamic Response of Plant Growth to Root Zone Temperature in Hydroponic Chili Pepper Plant Using Neural Networks. Vol. 10(6). Agriculture (Switzerland). Tahun 2020
3. Dynamic Modeling of the Drying Process of Corn Grains using Neural Networks. Vol. 39(3). agriTECH. Tahun 2019
4. SME Worker Affective (SWA) index based on environmental ergonomics. Vol. 337 IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. 2018
5. Dynamic optimization of water temperature for maximizing leaf water content of tomato in hydroponics using an intelligent control technique. Vol. 1154, 55-63. Acta Horticulturae. 2017
Selain itu, Dr. Galih juga memiliki pengalaman dalam pengabdian kepada masyarakat. Dia terlibat dalam beberapa proyek, seperti pengembangan produk tempe benguk, redesain logo merek pada kemasan produk, dan berbagai upaya untuk meningkatkan kompetensi produsen lokal, termasuk produsen kopi, dalam pemasaran produk mereka.